Sabtu, 16 November 2019

Resensi buku morfologi tumbuhan Gembong Tjitrosoepomo Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta

Pengarang          : Tjtrosoepomo, Gembong
Edisi                       : Cet.ke-20
No. Panggil         : 581.4 Tjt m
ISBN/ISSN           : 979-420-241-X
Subyek                 : Tumbuhan
Nomor Rak         : 581.4
GMD                     : Buku Teks
Bahasa                 : Indonesia
Penerbit              : Gadjah Mada University Press
Tahun Terbit      : 2016
Tempat Terbit   : Yogyakarta
Deskripsi Fisik    : x, 268 hlm.: 23 cm


Buku ini bisa ditemukan di perpustakaan UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Biologi, menurut KBBI biologi adalah ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan), buku ini cocok untuk orang yang ingin mendalami tentang biologi pada bidang morfologi tumbuhan, yaitu mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan bagian luar. Buku ini berisi tentang hal-hal mengenai tumbuhan kormus, yaitu tumbuhan yang dapat dibedakan antara akar, batang dan daunnya. Yang dijelaskan dalam buku ini adalah daun meliputi bentuk, tekstur, jenis-jenis daun, dan warna. Lalu ada batang meliputi bentuk dan arah tumbuhnya, akar meliputi bentuk, alat-alat tambahan pada akar, jenis-jenis akar dan bagiannya. Alat perkembangbiakan meliputi bunga, buah dan biji, yang terakhir adalah cara untuk mencandra (mendeskripsikan) bagian-bagian pada tumbuhan.




Kelebihan :
Buku ini memuat banyak informasi tentang morfologi tumbuhan baik itu dari bentuk, warna, dan sifat-sifatnya.

Kekurangan :
Bahasa dalam buku ini terkadang tidak dimengerti, suka berputar-putar, gambarnya tidak berwarna sehingga terkadang sulit jika dikomparasikan dengan objek di dunia nyata.

Sabtu, 07 September 2019

Resensi Buku Taksonomi Umum : dasar-dasar taksonomi tumbuhan oleh Lana Karyatna Ramadon


Identitas Buku

Judul Buku                : Taksonomi Umum : dasar-dasar taksonomi tumbuhan
Nama Pengarang   : Gembong Tjitrosoepomo
Nama Penerbit       : Gadjah Mada University Press
Tahun Terbit            : 1993, cetakan kedua Februari 1998
Deskripsi Fisik          : x, 216 hal,; ilus,. 21 cm
ISBN                            : 979-420-265-7

Sinopsis

Makhluk hidup yang ada di bumi kita ini banyak sekali jumlahnya, dan selain itu sangat beraneka ragam pula. Sejak manusia lahir di bumi ini, ia telah sadar akan adanya dua fenomenon utama itu, dan semenjak semula manusia telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan apakah maknanya. Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan salah satu cabang ilmu hayat yang sekarang disebut taksonomi atau sistematik. Bergantung pada golongan makhluk yang dijadikan objek studi, kita sekarang membedakan Taksonomi atau sistematik Hewan, bila yang dijadikan objek studi adalah hewan dan Taksonomi atau sistematik tumbuhan, bila yang merupakan objek studinya adalah tumbuhan. Untuk seterusnya, dalam buku ini istilah taksonomi dan sistematik dianggap mempunyai makna yang sama dan digunakan secara bergantian.

Kata taksonomi sendiri berasal dari Bahasa Yunani taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxos (setiap unit digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan nomos (hukum). Istilah taksonomi diperkenalkan pertama kali oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan bangsa Perancis dalam tahun 1813, untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tidak mengherankanlah bila ada sementara ahli biologi yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek tentang pengklasifikasian makhluk hidup. Sistematik berasal dari kata Latin systema yang berarti cara penyusunan atau cara penataan.

Namun demikian, ada di antara para ahli ilmu hayat yang berpendapat, bahwa taksonomi tidak sepenuhnya sama dengan sistematik. Dikutip dari buku Principles of Systematic Zoology Sistematik adalah studi ilmiah tentang jenis-jenis dan keanekaragaman organisme dan tentang setiap seluruh hubungan kekerabatan yang di antara mereka”

Unsur-unsur utama yang tercakup dalam lingkup taksonomi tumbuhan adalah klasifikasi, identifikasi dan tatanama.


Kelebihan :
1. Buku taksonomi umum : dasar-dasar taksonomi tumbuhan berisi tentang asal mula taksonomi dan penjelasan taksonomi yang lumayan detail.
2. Penjelasan disertai gambar agar lebih mudah dalam memahami materi.

Kekurangan:
1. Bahasa yang digunakan sedikit tidak dimengerti karena pada tahun tersebut tatabahasanya berbeda dengan saat ini.
2. Gambar yang berwarna hitam putih tidak jelas untuk dilihat.


Minggu, 19 Maret 2017

Latihan Soal UN Biologi 2017


1.      Salah satu upaya penanganan masalah sampah dapat ditempuh melalui rekayasa genetika untuk menghasilkan bakteri pendegradasi plastik. Upaya tersebut melibatkan objek biologi yang dikaji pada cabang ilmu dan tingkat organisasi biologi ….

Sumber: Ujian Nasional SMA Biologi 2013/2014

A.    biokimia – molekul
B.     mikrobiologi – sel
C.     genetika – molekul
D.    mikrobiologi – ekosistem
E.     ekologi – komunitas

Jawab : D
Rekayasa genetika untuk menghasilkan bakteri pendegradasi plastik dikaji pada cabang ilmu mikrobiologi. Sementara itu, tingkat organisasi biologi yang dikaji adalah ekosistem. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme, termasuk bakteri. Sementara itu, ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Jadi jawabannya adalah D.

2.      Pelestarian keanekaragaman hayati dapat kita upayakan baik secara individual maupun oleh pemerintah. Upaya manusia yang dapat meningkatkan kelestarian sumber daya alam hayati adalah …

Sumber: Ujian Nasional SMA Biologi 2013/2014

A.    diversifikasi pertanian
B.     pertanian monokultur
C.     perladangan berpindah
D.    intensifikasi pertanian
E.     ekstensifikasi pertanian

Jawab : A
Untuk meningkatkan kelestarian sumber daya alam hayati, dapat dilakukan dengan pola diversifikasi pertanian. Diversifikasi pertanian adalah usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperbanyak jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan. Contoh: sistem tumpang sari dengan menanam singkong, jagung, dan kedelai di lahan yang sama. Jadi dawabannya adalah A.

3.      Suatu ekosistem darat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  • Curah hujan tinggi.
  • Perbedaan suhu siang dan malam tidak mencolok.
  • Flora heterogen.
  • Tumbuhan khas liana.
Ekosistem tersebut adalah ….
A.    hutan gugur
B.     hutan hujan tropis
C.     taiga
D.    padang rumput
E.     tundra

Jawab : B
Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
·         Curah hujan tinggi.
·         Terbentuk iklim mikro di tengah hutan.
·         Perbedaan suhu siang dan malam tidak mencolok.
·         Memiliki flora heterogen.
·         Terdapat banyak pohon berkanopi lebar.
·         Terdapat vegetasi khas, yaitu liana dan epifit. Liana adalah tanaman yang merambat ke atas dengan cara memeluk pohon, contohnya rotan. Sementara epifit adalah tanaman yang hidupnya menumpang pada tumbuhan lain namun tidak merugikan, contohnya anggrek.
Jadi, ekosistem tersebut adalah hutan hujan tropis. (B).

4.      Perhatikan gambar tumbuhan berikut.



Tumbuhan yang termasuk ke dalam divisi yang sama dengan tumbuhan pada gambar adalah ….
Sumber: Ujian Nasional SMA Biologi 2011/2012

A.     Marchantia polymorpha (lumut hati)
B.     Azolla pinnata (paku air)
C.     Sphagnum fibriatum (lumut daun)
D.    Cycas revoluta (pakis haji)
E.     Oryza sativa (padi)

Jawab : B
Tumbuhan pada gambar tersebut adalah anggota dari divisi Pteridophyta (tumbuhan paku). Dari pilihan jawaban yang ada, yang tergolong tumbuhan paku adalah Azolla pinnata (paku air). Sementara itu, untuk pilihan jawaban lainnya, dapat dijelaskan sebagai berikut.
·         Sphagnum fibriatum (lumut daun) dan Marchantia polymorpha (lumut hati) tergolong dalam divisi Bryophyta (tumbuhan lumut).
·         Cycas revoluta (pakis haji) dan Oryza sativa (padi) tergolong dalam divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji).
Jadi dawabannya adalah B.

5.      Perhatikan gambar daur hidup Coelenterata berikut ini.

 
              Fase reproduksi generatif pada kelompok hewan Coelenterata dilakukan oleh struktur nomor ….
Sumber: Ujian Nasional SMA Biologi 2012/2013
A.    1
B.     2
C.     3
D.    4
E.     5

Jawab : A
Gambar tersebut adalah siklus hidup dari Coelenterata seperti ubur-ubur (Aurelia). Fase generatif dilakukan dengan pembentukan sel-sel gamet jantan dan betina yang dihasilkan oleh ubur-ubur dewasa (1). Untuk lebih jelasnya, perhatikan urutan siklus hidup Coelenterata berikut.
Medusa (1) sebagai hewan dewasa – menghasilkan sel-sel gamet – terbentuk zigot (2) – fase-fase pertumbuhan zigot (3) – terbentuk planula, yaitu larva bersilia yang berenang bebas (4) – terbentuk polip sebagai fase vegetatif (5) yang akan membentuk medusa.
Jadi, fase reproduksi generatif pada kelompok hewan Coelenterata dilakukan oleh struktur nomor 1. Jawabannya adalah A

JUMLAH SOAL ADA 30
UPDATE BERIKUTNYA DITUNGGU YAAAAA!!!!!

Sabtu, 05 November 2016

Contoh Berita Sekolah

Banjir, Siswa SMA N 1 Banjar Nekat Masuk Sekolah







SMA N 1 BANJAR, Berita Sekolah – Banjir terjadi di kota Banjar (9/10) akibatnya sejumlah siswa dan guru meliburkan diri dari kegiatan belajar dan mengajar. Akses yang mereka lalui tergenang air, meski begitu beberapa siswa tetap semangat untuk belajar.


Minggu (9/10) hujan mengguyur kota Banjar pukul 11.00 – 20.00 WIB. Hujan terus menerus membuat danau yang ada di Banjarsari meluap hingga ke jalan dengan ketinggian satu lutut.

Bolos sekolah

Beberapa siswa bahkan guru bolos sekolah, karena jalan yang biasa mereka lalui tergenang air dan mereka sibuk membersihkan rumah karena kebanjiran. “Kemarin, hujan mengguyur tempat tinggal Saya mengakibatkan danau meluap dan menggenang rumah, sehingga rumah harus dibersihkan dan terpaksa bolos sekolah” ujar siswa yang tidak ingin disebutkan namanya.

Kejadian ini menimpa seorang guru yang bernama Desi Natalina “Awalnya saya berangkat menggunakan motor, namun di tengah perjalanan, motor mengeluarkan asap, jadi Saya mengurungkan niat untuk pergi ke sekolah”.

Menerobos Banjir

Banjir membuat jalan tak bisa dilewati, namun tidak untuk Fahmi, siswa kelas XII IPA 4 ini mengaku tidak bolos saat banjir terjadi, ia terpaksa menggunakan jalur alternatif dari Kertahayu ke Pamarican yang tentunya lebih jauh dari biasanya, ia nekat bersekolah karena ia tidak ingin kalah dari orang yang berangkat melewati jembatan tak layak pakai dengan jarak yang begitu jauh.



Jumat, 04 November 2016

Makalah Kimia Elektrolisis

LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTROLISIS





Oleh :
Bahrul Hilmi S
Kiky Zakiyyatun O
Lana Karyatna R
Rengga Pandhu W
Reza Syahrial
Sepha Verbianyah


SMA NEGERI 1 BANJAR
JALAN BKR NO. 1 KOTA BANJAR, JAWA BARAT

2016



KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan sedikit waktunya untuk saya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan kimia ini yang berjudul “Elektrolisis”. Laporan kimia ini dibuat untuk mememenuhi tugas akhir dari praktikum kimia. Penyajian laporan ini juga untuk penambahan nilai ujian praktikum kimia.
      Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Laporan Praktikum Kimia tentang Elekrolisis ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dalam pelaksanaan penyusunan laporan ini, kami mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
  1. Kedua orang tua tercinta yang telah membantu kami dengan doa dan dukungan dalam berbagai hal.
  2. Bapak Oyo Supena S.Pd selaku Guru Pembimbing sekaligus Guru pada mata pelajaran Fisika.
  3. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan bantuan, masukan, kritikan dan saran-saran.

Sebagai manusia biasa, laporan ini tak luput dari kesalahan, tidak sedikit rintangan yang kami hadapi. Untuk itu saya dengan rendah hati memohon maaf jika terdapat kekurangan dan kesalahan.




Banjar, 5 Oktober 2016


Tim Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Tujuan................................................................................................................. 1
1.2 Landasan Teori.................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.4 Metode Penelitian............................................................................................... 2
BAB 2 II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
2.1  Definisi Sel Elektrolisis....................................................................................... 3
2.2  Penelitian............................................................................................................. 4
2.2.1 Metode Penelitian...................................................................................... 4
2.2.2 Tempat dan Waktu penelitian.................................................................... 4
2.2.3 Alat dan Bahan.......................................................................................... 4
2.2.4 Langkah Kerja............................................................................................ 4
2.2.4.1 Menguji Larutan KI......................................................................... 4
2.2.4.2 Menguji Larutan KNO3................................................................... 5
2.2.5 Tabel Pengamatan...................................................................................... 6

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 3
3.1  Kesimpulan............................................................................................................... 3
3.2 Saran......................................................................................................................... 3

Daftar Pustaka.............................................................................................................. 4




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Tujuan
Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan garam KI dan larutan garam NA2SO4

1.2.            Landasan Teori
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik DC, sehingga terbentuk zat baru. Elektrolisis terjadi pada rangkaian sel elektrolisis, yang merupakan kebalikan dari sel Volta.
Katode [ kutub negatif (-) ]     : Terjadi reaksi reduksi
Anode [ kutub positif (+) ]      : Terjadi reaksi oksidasi
Untuk mengindentifikasi zat baru dan larutan yang terbentuk digunakan indikator, misalnya kertas lakmus atau indikator phenolphetalin. Sel eleltrolisis memiliki 3 ciri utama yaitu:
a.       Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini dapat memberikan atau menerima electron sehingga electron dapat mengalir melalui larutan.
b.      Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
c.       Ada sumber arus listrik dari luar,seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah ( DC ).
Dalam sel, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila potensial diberikan pada sel dalam arah kebalikan dengan arah potensial sel, reaksi sel yang berkaitan dengan negatif potensial sel akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini diinduksi dengan energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis

1.3.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah proses elektrolisis larutan KI ?
2.      Bagaimanakah proses elektrolisis larutan KNO3?
3.      Apa saja yang dihasilkan elektrolisis larutan KI ?
4.      Apa saja yang dihasilkan elektrolisis larutan KNO3 ?

1.4.            Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji sel elektrolisis adalah metode eksperimen.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.            Definisi Sel Elektrolisis
            Elektrolisis adalah peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang telah dilaliri oleh arus listrik searah.Sedangkan sel di mana terjadinya reaksi tersebut disebut sel elektrolisis.Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat menghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan sepasang elektroda yang dicelupkan dalam elektrolit (larutan atau leburan). Pada sel elektrolisis, reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks). Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung pada potensial elektroda, konsentrasi, dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel elektrolisis.
            Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut Anoda.Katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi.Katoda merupakan elektroda negatif karena menangkap elektron sedangkan anoda merupakan elektroda positif karena melepas elektron. Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu di katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan di anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. Pada sel volta katoda bermuatan positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada sel elektrolisis katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.
            Elektrolisis mempunyai banyak kegunaan di antaranya yaitu dapat memperoleh unsur-unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen, kemudian dapat menghitung konsentrasi ion logam dalam suatu larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah satu proses elektrolisis yang popular adalah penyepuhan, yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain. Sel elektrolisis memiliki 3 ciri utama, yaitu :
a)      Larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini dapat memberikan
      atau menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
b)      Terdapat 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
c)      Terdapat sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah (DC)
Faktor yang Mempengaruhi Proses Elektrolisis :
a)      Jenis elektroda yang digunakan
b)      Kedudukan ion dalam elektrokimia
c)      Kepekatan ion
2.2.            Penelitian
2.2.1        Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji sel elektrolisis adalah metode eksperimen.

2.2.2        Tempat dan Waktu Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Banjar pada hari Sabtu, 1 Oktober pukul 12.30 WIB.

2.2.3        Alat dan Bahan

Alat:
1.      Tabung U
2.      Gelas kimia 150 ml
3.      Elektroda karbon
4.      Catu daya dan kabel
5.      Pipet tetes
6.      Tabung reaksi
7.      Penjepit tabung
Bahan:
1.      Larutan KI 0,5 M
2.      Larutan KNO3 1 M
3.      Larutan Amilum (tepung kanji)
4.      Indikator Phenolphtalein



2.2.4        Langkah Kerja
2.2.4.1 Menguji larutan KI
1.      Pertama, kami menyiapkan alat dan bahan
2.      Kedua, kami mengisi ¾ tabung U dengan larutan KI
3.      Lalu kami menjepitkan tabung U yang berisi larutan KI ke penjepit tabung
4.      Kemudian kami memasukkan elektroda karbon ke dalam tabung U
5.      Jangan lupa hubungkan elektroda karbon ke catur daya, kemudian nyalakan dengan tegangan 1,5 V
6.      Kami menunggu 5 menit untuk melihat hasilnya
7.      Setelah 5 menit kami melihat perubahan yaitu pada kutub positif (anode) terdapat perubahan yang awalnya berwarna bening menjadi warna coklat dan pada kutub negatif (katode) warnanya tetap bening.
8.      Kami mengambil sampel dari dua kutub tersebut penggunakan pipet tetes.
9.      Kami memasukkan dua sampel itu ke dalam tabung reaksi
10.  Tabung reaksi berisi larutan KI pada katode ditetesi larutan amilum ternyata yang awalnya bening berubah menjadi putih
11.  Tabung reaksi berisi larutan KI pada anode ditetesi larutan amilum dan ternyata yang awalnya coklat menjadi coklat kehitaman

2.2.4.2 Menguji larutan KNO3
1.      Pertama, kami menyiapkan alat dan bahan
2.      Kedua, kami mengisi ¾ tabung U dengan larutan KNO3
3.      Kami memasukkan larutan Phenolphtalein ke dalam tabung U berisi KNO3, larutan pun berubah menjadi merah muda keunguan.
4.      Lalu kami menjepitkan tabung U yang berisi larutan KNO3 ke penjepit tabung
5.      Kemudian kami memasukkan elektroda karbon ke dalam tabung U
6.      Jangan lupa hubungkan elektroda karbon ke catur daya, kemudian nyalakan dengan tegangan 1,5 V
7.      Kami menunggu 5 menit untuk melihat hasilnya
8.      Setelah 5 menit kami melihat perubahan yaitu pada kutub positif (anode) terdapat perubahan yang awalnya berwarna merah muda keunguan menjadi bening dan pada kutub negatif (katode) warnanya tetap merah muda keunguan.


2.2.5    Tabel Pengamatan

Percobaan
Warna Indikator sebelum Elektrolisis
Warna Indikator Setelah Elektrolisis
Katode (-)
Anode (+)
Percobaan KI
Putih bening
Warna bening.
Setelah ditetesi amilum : putih
Warna coklat.
Setelah ditetesi amilum : coklat kehitaman
Percobaan KNO3
Putih bening.
Setelah ditetesi Phenolphtalein : Merah muda keunguan
Merah muda keunguan
bening